Selasa, 03 Februari 2015
Assalamu'alaikum ^-^
Hello! Today I want to give you information about Adverb Of Quantity
Understanding
An Adverb of Quantity shows or denotes how much or to what extent anything generally happens or takes place. Or, An Adverb of Quantity shows or indicates how much someone does a some thing.
· Example
- He dress was big enough for me.
- She's not experienced enough for this job.
- The coffee was too hot for me.
- The girl was very beautiful. (adjective)
- He worked very quickly. (adverb)
- He is entirely wrong. he doesn't quite know what she'll do after university.
- They are completely exhausted from the trip.
- He hardly noticed what she was saying.
Tag :// Bahasa Inggris
Assalamu'alaikum \ ^-^ /
Hai! Wah udah lama nih saya nggak nge-post di sini :D udah setahun ya :p nah kali ini saya akan membawakan sebuah cerpen berantai :D Ceritanya sebenarnya agak menggantung :D yah, mungkin karena ini cerpen pertama yang kita buat bareng - bareng. :D Baiklah ini dia cerpennya.....
Hai! Wah udah lama nih saya nggak nge-post di sini :D udah setahun ya :p nah kali ini saya akan membawakan sebuah cerpen berantai :D Ceritanya sebenarnya agak menggantung :D yah, mungkin karena ini cerpen pertama yang kita buat bareng - bareng. :D Baiklah ini dia cerpennya.....
Sore itu,Alice membuka halaman demi halaman buku
bersampul itu. Ya, buku karya J.K Rowling berjudul harry potter itu telah
memberinya inspirasi. Tentang kebersamaan,ketekunan dan perjuangan yang tidak
ada hentinya. (Anggi) Ini sudah kesekian
kalinya Alice membaca buku itu. Sebenarnya,Alice bukan tipe gadis penyuka novel
atau sejenisnya. Ia tidak terlalu begitu menyukai membaca. Namun apa yang dipikirnya, buku itu terlihat
istimewa dimatanya. Sebuah buku yang mampu menarik perhatiannya untuk pertama kali.
Alice mendesah pelan,ia telah selesai membaca buku tersebut. Kebosanan
melandanya. Gadis itu berhenti sejenak menatap sebuah kamera disamping
kanannya. Sebuah ide terlintas
dipikirannya. Gadis itu tersenyum kecil,ia beranjak dari duduknya menuju sebuah
taman bunga yang terletak tak jauh dari
rumahnya. Alice membidikkan kameranya pada sebuah bunga tulip berwarna kuning
cerah. Gadis itu tersenyum puas saat melihat hasilnya. “Cukup Bagus” gumam Alice.
(Echa) Pada
saat asiknya memotret bunga tulip,datanglah seorang pria bernama Kris. Kris
menghampiri Alice ,dan memulai percakapan dengan Alice. “Hai,namaku Kris.Aku
baru pindah ke perumahan ini” Kata Kris. “Ooo..ya, namaku Alice”gumam Alice
tanpa menoleh ke arah Kris dan tetap melanjutkan aktivitasnya. “ weleh..
sombong sekali cewek nih” gumam Kris dalam hatinya. (Anita)
Melihat
gambar – gambar Alice sangat indah, terlintas pikiran buruk di otak pria ini.
Tiba – tiba ia bertanya “Kau suka fotografi?” tanya pria bertubuh jangkung itu.
“Tidak juga,aku hanya mengisi waktu luangku saja” jawabnya sambil melihat
gambar bunga yang telah ia ambil. “Benarkah? Kukira kau seorang fotografi.
Gambarmu indah sekali,seperti photografer professional”Tanya Kris sambil
melihat gambar-gambar yang telah diambil oleh teman barunya itu. “Ah,tidak
juga.Kau pasti hanya memujiku saja bukan?” Jawab Alice dengan dengan rendah
hati dan tertawa kecil (Nadiyah)
“Tidak juga,gambarmu memang bagus.Apa kau pernah ikut lomba
fotografi?” Tanya Kris. “Tidak” jawab Alice. ”Bagaimana kalau kamu mencoba ikut
lomba? Mungkin kamu bisa menang.”
“Boleh juga,
Kapan lomba itu diadakan?”tanya Alice. “Hari minggu di makam pahlawan jam 10
pagi, datang ya?”. “Baiklah aku akan datang” jawab Alice sambil memotret bunga
di taman. (Riga)
***
Minggu pagi telah datang. Alice
terbangunkan oleh soundtrack Spongebob Squerpants dari sebuah televisi yang sedang ditonton Shanny, adiknya. “Aku bangun.” Alice segera menuju ruang tengah. Prang.. Ya, suara piring pecah itu mengheningkan suasana.
Hanya tersisa suara Spongebob yang
tertawa. Tak beberapa lama, samar – samar terdengar suara ayah dan ibu yang
beradu mulut dari dapur. Alice beranjak ke dapur, dan menatap mereka. “Berantem
lagi?”. Mereka saling bertatapan. “Oh tidak, Alice. E,e.. itu piringnya
disenggol kucing, jadinya jatuh.” Jawab ibu. “Syukurlah.” Jawab Alice seraya
tersenyum. “Jam 10 nanti aku akan ikut lomba fotografi di makam pahlawan.”
Lanjutnya. “Baiklah.” Kali ini ayah menjawab. Lalu Alice segera kembali
menonton Spongebob bersama adiknya. (Anggi)
***
09.25,Alice telah siap.Ia hanya tinggal
menunggu kris untuk menjemputnya.Lantunan
suara hyorin terdengar dari handphonenya. Gadis itu mengerutkan dahi
ketika kris menelponnya. Ia segera menjawab panggilan tersebut.
“kris,Ada apa?”
“.........”
“Ah,baiklah”
“...........”
“Tak apa,Tunggu aku disana oke?”
Alice memutuskan sambungan.Kris memintanya
menunggu di taman tempat pertama kali mereka bertemu. Gadis itu segera
menyambar jaket coklat tua miliknya , Ia harus bergegas. Alice tidak ingin
membuat kris terlalu lama menunggunya.Alice berlari dengan cepat,secepat yang
ia bisa.
Alice telah sampai ditaman,ia segera
mengedarkan pandangannya ke segela arah.Mencoba menemukan kris dalam sudut
pandangnya. Tidak sulit menemukan laki-laki itu dengan tinggi yang menjulang. Alice
tersenyum sesaat setelahmelihat kris. Mantel panjang tidak dikancing menutupi
kemeja putih polos miliknya.Celana hitam dan sepatu abu-abu serta tas kecil
dipunggungnya.Kris terlihatbegitu tampan sekaligusmempesona.( Echa ) Tanpa banyak basa-basi,
mereka pun berangkat ke tempat jebakan yang di buat oleh Kris yaitu TMP (Taman
Makam Pahlawan). Di lampu merah dekat TMP, Kris menyuruh untuk turun di sini
dan berjalan menuju TMP dari lampu merah
“Ahh... Alice kamu turun di sini ya? Aku mau mengurusi sesuatu dulu, oke?” kata
Kris. Tanpa berpikir panjang Alice pun turun “Baiklah” jawab alice. Alice pun
berjalan menuju TMP yang tak jauh dari lampu merah itu. “.....” Alice kebingungan
karena di TMP itu tidak terlihat satupun orang di sana. “Di mana tempat
lombanya?” gumam Alice. “jangan-jangan kris menipuku” lanjut alice. Alice pun
pulang dengan menaiki angkot. Sesampainya di rumah, alice menaruh
barang-barangnya dan langsung berbaring di tempat tidurnya. Tanpa memikirkan
hal yang terjadi tadi, Alice pun tidur. (anita)
Di
TMP, Kris kebingungan sambil memengang sebuah kantong plastik di tangan
kanannya dan sebilah pisau di tangan kirinya. Di mana Alice? Ia bertanya entah
kepada siapa. “Apakah ia pulang? Apakah ia sudah tau semua rencanaku? Oh tidak!
Apa yang harus kukatakan pada Karis? Oh tidak, aku takut jika Karis
menghukumku? Bagaimana ini?!?!?!” teriak Kris. Ia tak tahu apa yang harus ia
lakukan, jika ia tidak membunuh gadis itu, ia tidak akan mendapat uang untuk
berobat ibunya yang sedang sakit struk dan membiayai ke lima adiknya untuk
bersekolah. Dan ia akan dipukul habis – habisan oleh Karis dan teman –
temannya. (Nadiyah)
“Apa yang harus kulakukan?
Aku harus mengatakan apa pada karis,?” Gumam kris. Tak lama kemudian karis
mendatangi TMP, dia akan melihat apa kris sudah berhasil mengerjakan tugasnya
atau belum. “Dimana mereka? Apa kris sudah membunuhnya?” kata karis. Kris
ketakutan, dia bersembunyi di balik batu nisan yang paling besar. “Bagaimana
ini? Karis telah datang, Apa yang harus kukatakan padanya?”
Kreek,, suara sepatu karis
yang menginjak ranting . Suara itu semakin lama semakin keras, kris ketakutan,
ia berpikir bagaimana caranya supaya karis percaya bahwa kris sudah membunuh
alice.(riga)
Detak jantung Kris semakin cepat. Dia takut Karis
akan menemukannya dan memberinya hukuman yang sungguh kejam. Di sela waktu yang
singkat itu, ia berusaha mencari akal agar ia terlihat berhasil membunuh Alice.
Tiba – tiba kucing hitam duduk disampingnya. Kris menatapnya. 3 detik kemudian,
ia tersenyum sendiri. Layaknya manusia yang baru menemukan jati dirinya. “Aha! Teteret..” Kris langsung membunuh
kucing itu. Kejam sekali. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari balik batu
nisan besar itu, dengan seraya membawa pisau dan baju yang berlumuran darah.
“Oh, disitu rupanya kau. Aku telah menunggumu dari tadi. Lihatlah, aku berhasil
membunuh Alice, bahkan dengan senang hati aku menguburnya.” “Baiklah, ayo kita
pulang sekarang. Aku tidak mau berurusan dengan mayat itu.” Jawab Karis. Mereka
pun pulang menaiki mobil yang dibawa Karis.Akuharusmembunuh Alice yang sebenarnya, gumam Kris dalamhati.
***
“Jangan, jangan! Aaa..”Alice terbangun dari
tidurnya.“Huh, untung aja barusan aku langsung menghindar dari mobil yang sedang
berlaju itu.Jadinya kan nggak kayak drama – drama di TV.” Gumamnya. Alice melirik
jam. Jam menunjukkan pukul 3 sore. Ia keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga.
“Eh, sudah bangun, Kak?”Shanny menyambutnya.“Ayo
sini nonton Oggy!”
ajaknya lagi.“Iya nih baru bangun.Apa? Oggy?Ayo nonton!”Mereka berdua pun berlari kecil dan segera duduk
di sofa depan TV seraya menonton kartun Oggy itu dengan saksama. Tak sampai semenit, ibu memangil Alice dan adiknya dari dapur dengan berteriak, “Alice, Shanny, ayo makan dulu! Dari
tadi siang kalian belum makan,
lho.” “Sebentar, Bu, tunggu iklan.” Shanny menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari TV.Masa aku belum makan dari tadi siang? Iyakah? Alice bertanya – tanya dalam hati. “Ada ikan sama sayur bayam kesukaanmu,
lho.”Teriaknya lagi.Iya ya, aku belum makan.
Setelah beberapa menit Alice terdiam, ia pun bergegas menuju ruang makan,
meninggalkan adiknya yang tetap menonton Oggy. “Ini nasinya, ambil sendiri.” Kata Ibu. “Ayah mana? Kan biasanya jam segini ayah sudah pulang kerja.” Tanya Alice sambil mengambil nasi.“Hari ini ayah lembur, jadi pulangnya agak malam.”Ibu
pun pergi meninggalkan Alice untuk mencuci piring.“Dik, ayo makan dulu!” teriak Alice.“Nanti kalau nggak mau makan, saluran TVnya mau dicabut sama ayah. Jadi, kamu nggak akan bias nonton kartun lagi. Terus nanti kamu akan
mati kekurangan hiburan.”Alice berteriak sambil mendekatkan sendok ke mulutnya.Shanny
yang baru berumur 5 tahun itu, mudah sekali tertipu. “Nggak Kak, aku nggak mau mati.
Aku masih polos.”Jawabnyadengan nada memelas di sebelah Alice.Beberapadetik,
Alice menatapnya dengan aneh.“Mangkanya makan dulu, Shan.”Sore itu, mereka berdua
makan di ruang makan sambil sedikit tertawa. Di
lain sisi, ibu mereka tersenyum melihat mereka dapat tertawa bahagia.
(Anggi)
Alice kembali menuju kamarnya. Gadis itu bersiap-siap untuk tidur. Untuk beberapa detik ia teringat akan kris
yang meninggalkannya . ia hendak mengirim pesan pada kris. Namun itu terhenti,Alice
terjatuh.Dadanya tersa sakit.Ia menggapai
sebuah tas punggung kecil,mencoba mencari obatnya disana.Sial,Gadis itu
ingat obatnya terjatuh tadi saat ia pulang tadi.Alice memejamkan kedua matanya. Mencoba untuk
menekan rasa sakit itu sebisa mungkin.
Ini belum
waktunya...
Bertahanlah sebentar lagi..
***
Sang surya mulai menampakkan diri. Masuk
melalui celah jendela dan menyinari wajah cantik Alice.
Drrrrrrrttt Drrrrrrrtt Drrrrt
Alice terbangun ketika handphonenya
bergetar.Ellin menelponnya. Dengan malas
gadis itu menjawab telpon dari sahabatnya itu.
“Ellin ada ap-“ ucapan Alice terhenti.
“...............”
“K-kau Serius? ”
“.......”
“Baik aku akan kesana” Alice segera beranjak
dari tempat tidurnya. Dan menuju keluar rumah.
Gadis itu hanya sempat mencuci mukanya. Ellin menelpon,Rei sahabatnya mengalami kecelakaan.
Raut wajah khawatir tergambar jelas diwajahnya.
Gadis itu hanya sempat mencuci mukanya. Ellin menelpon,Rei sahabatnya mengalami kecelakaan.
Raut wajah khawatir tergambar jelas diwajahnya.
Alice telah sampai dirumah sakit,,Gadis itu
segera menanyakan keberadaan rei pada resepsionis.
“Alice!” Alice mendengar seseorang
memanggilnya. Itu suara Ellin. Gadis itu berlari mendekati Alice.
“A-allice..” Suara ellin bergetar. Genangan air
mata terlihat jelas di pelupuk matanya.Gadis itu segera memeluk Alice.
“Ellin..Dimana Rei? Bagaimana kondisinya” Ellin
tidak menjawab. Gadis itu terus menangis dihadapan Alice.
“Ellin..! Dimana rei..” Alice mengguncangkan
bahu ellin dengan tidak sabaran.
“I-ia pergi..” Suara ellin terdengar lemah. Alice
mematung,ia masih tidak percaya akan hal ini. Rei,Sahabatnya.. Ia pergi.
“K-kau serius? Ellin ini bukan saat yang tepat
untuk bercanda kau tahu itu,bukan?” Badan Alice bergetar.
”Ellin! Jawab aku!” Alice berteriak. Mata Alice
memanas,sesuatu mendesak keluar dari sana.
“Antarkan aku kesana” Ellin mengangguk. Mereka
ber jalan dengan cepat.Pikiran dan hati Alice berkecamuk. Hanya Rei yang ia
khawatirkan.
Alice menutup mulutnya,menahan isakan kecil
yang keluar dari mulutnya. Ini benar-benar rei. Kulit putih pucat,Rambut hitam
lurus dan gaun berwarna biru muda. Gadis itu ingat bahwa Rei memaksanya untuk
membelikan gaun tersebut pada hari ulang tahunnya.
Alice segera berlari keluar. Gadis itu tidak
sanggup untuk melihat Jenazah rei. Ia menagis sesegukan disana. Ia tidak
menyangka bahwa rei akan pergi mendahuluinya.
“Jangan katakan pada siapapun atau aku tidak
akan pernah mentraktirmu lagi!” itu ancaman yang rei selalu berikan disaat
ellin dan Alice mengejeknya karna menyukai salah satu senior disekolahnya
“Alice! Jangan memotretku sembaragan! Aku tak
ingin terlihat buruk dimatamu!” rengut rei
“Ellin,Alice! Berhentilah makan! Kalian sudah
mulai terlihat gemuk!”
“Alice...jangan takut,aku akan selalu
disampingmu”
Semua kenangan-kenangan itu terus berputar di
otak Alice. Rei yang manja,Rei penuh perhatian,Rei yang lucu,Rei yang selalu
ada disaat Alice butuh. Gadis itu merindukan Rei.
“Bodoh...”lirih Alice.
“Alice..?” sebuah suara mengintrupsi Alice.Itu
kris. Gadis itu segera menghapus air matanya.
“K-kau menagis? Ada apa?” Gadis itu tidak
menjawab.ia hanya menggelengkan kepalanya. Tanpa basa-basi kris segera memeluk Alice.Gadis
itu butuh ketenangan,setidaknya itu yang dipikrinya. Alice menangis hebat dalam
dekapan kris. Ia menumpahkan semua airmatanya disana. (Echa)
***
7 hari rei meninggalkan alice dan ellin, namun
duka kepergian rei masih terasa di dalam hati mereka berdua. Hari-hari alice
berjalan seperti biasanya. Sepulang sekolah, ia langsung beranjak ke tempat
tidur dan menaruh barang-barangnya kemudian tidur siang. Sore harinya alice
terbangun dan mandi, setelah mandi dan ganti baju ia pergi ke taman dekat
rumahnya dan menikmati udara segar di bawah pohon besar yang tertanam di sana.
Di sana, alice bertemu kembali dengan kris. Terakhir kali alice bertemu dan
berbicara dengan kris ketika kris mengantarkan alice ke TMP.
“alice.. lama tak berjumpa” sapa kris ke alice
(Alice
menoleh ke arah kris) “iya” jawab alice
“boleh
aku duduk di sampingmu?” lanjut kris.
“silahkan” jawab alice.
“oo.. iya, aku mau tanya sesuatu ke kamu,
boleh?” lanjut alice
Dengan rasa takut karena dia pernah
membohonginya menjawab, “hah? silahkan”
“tentang lomba foto itu, ketika aku sampai di
TMP, aku tidak melihat satu orang pun di sana. Apa kamu salah mendapat
informasi? Apa memang kamu sengaja mengusiliku?”
“haha.. itu ya.. aku memang sengaja
mengusilimu” tawa kris dengan penuh rasa takut
“maaf ya?” lanjut kris
“iya” jawab singkat alice
Setelah lama berbincang di taman, kris kembali
teringat dengan tugasnya untuk membunuh alice untuk membalaskan dendam karis
terhadap keluarga alice.
“woy!” panggil alice ke kris yang sedang
melamun
“apa?” jawab kris
“mengapa kamu melamun terus dari tadi?” lanjut
alice
“ahh.. tidak ada” jawab kris
5 menit kemudian, hp kris berdering dan itu
telepon dari karis. Kris pun menjawab panggilan itu sambil menjauh dari alice.
“ada apa bos?” tanya kris di telepon
“segera ke tempatku sekarang!” jawab karis
Tanpa basa-basi, kris pun pergi meninggalkan
alice yang tetap duduk di bawah pohon dan menikmati udara segar di sana.
15 menit kemudian kris sampai di tempat yang
dituju. Di sana karis marah ke kris karena mengetahui bahwa alice masih hidup.
Kris hanya bisa terdiam mendengarkan omongan bosnya. Kris berusaha mencari cara
untuk meredakan emosi karis karena gagal membunuh alice. Tak lama kemudian kris
menemukan alasan untuk meredakan emosi karis.
“begini bos, aku sudah mau membunuhnya tetapi
dia sudah pergi duluan. Karena takut kena marah bos jadinya aku membunuh kucing
yang ada di hadapanku. Tapi aku mohon bos memberi kesempatan sekali lagi
kepadaku, aku akan membunuh satu per satu anggota keluarga alice dan membuatnya
menderita secara perlahan, bagaimana bos?” ucap kris
“baiklah aku akan memberimu satu kesempatan
lagi, tapi jika kamu gagal, kamu tau akibatnya” jawab karis
“oke bos” ucap kris penuh semangat. (anita)
Alice
bingung,mengapa Kris pergi lagi? Bukankah kita baru bertemu beberapa menit
yang lalu? Sebenarnya Kris itu kenapa sih? Ada yang tidak beres dengannya, tapi
apa ya? Begitu pikir gadis ini. Ia tak tahu ada apa sebenarnya dengan Kris.
Tapi, untuk apa juga ia memikirkannya. Tidak begitu penting juga baginya. “Lebih
baik sekarang aku melanjutkan hobiku, sudah lama aku tak melakukannya. Sekalian
juga buat refreshing. Hehe...” kata Alice sambil membuka tas
kecil yang ada di sebelah kanan tempat ia duduk dan mengambil sebuah kamera SLR
kesayangannya itu, sebuah handphone dan tidak ketinggalan juga headphone kuningnya.
Tak lama kemudian, Alice bangkit dari tempat duduknya untuk memotret
pemandangan di taman yang indah nan asri itu.
Di
tempat lain, Kris sedang memikirkan bagaimana cara membunuh gadis itu.
Akhirnya, setelah hampir satu jam ia berpikir “Ah, aku tahu!” Akhirnya ada ide
juga yang tersangkut di otaknya. “Aku akan membunuh orang – orang yang ia
sayang terlebih dahulu. Dan kemudian aku akan membunuhnya. Dan.... hmm... dan
apa ya? Ah, sudahlah. Yang terpenting aku sudah mempunyai rencana. Haha...”
Lanjutnya. Menggantung memang kalimatnya, tetapi itulah Kris, ia sejak kecil
selalu membuat bingung orang dengan kalimat – kalimatnya itu. yah bisa dibilang
ia sedikit plin plan.
Keesokan
harinya,Alice bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Sampai – sampai adiknya
harus menyiramnya dengan air agar ia bisa bangun. Byurr... “Kak Alice!!!!!!
Bangun dong kak udah jam setengah tujuh nih, nanti kakak telat, terus kalau
kakak telat nanti Shanny juga telat kak!!” teriak adik Alice dengan emosinya
yang sedang memuncak. “Aduh, yah basah deh baju kakak, kamu kenapa sih? Kok
sampai marah – marah gitu? Lagi ini kan masih pagi? Kok udah siap aja yang mau
berangkat?” kata Alice kaget dan balik memarahi adiknya itu. “Pagi kata kakak?
Ini udah siang kak!!! Lihat tuh udah jam berapa? Setengah tujuh kak!! Kakak sih
dari tadi malam nggak mau tidur. Gini kan jadinya! Telat deh” kata Shanny
dengan mulutnya yang dimajukan seperti mulut bebek itu. “Masa sih?” tanya Alice
heran dan tiba – tiba “Aaa!!!!!! Aduh aku telat nih” lanjut Alice sambil
berteriak. “Tuh kan aku sudah bi–“ tanpa mendengar adiknya berceramah, Alice
langsung berlari menuju kamar mandi. Sekitar sepuluh menit ia mandi dan
berpakaian, gadis itu langsung berpamitan dengan ibunya. “Ma, aku sama Shanny
pergi sekolah dulu yah! Assalamualaikum” kata Alice sedikit berteriak karena
ibunya sedang berada di dapur. “Nggak makan dulu, Lice?.” tanya ibunya. “Nggak
bu, nanti Alice telat” jawab Alice. “Ya sudah, hati – hati di jalan ya nak!”
kata ibunya lagi. “Oke bu” kali ini Shanny yang menjawab karena sang kakak
sedang sibuk dengan sepatunya.
Tanpa
menunggu lama, Shanny dan Alice pergi menuju mobil ayahnya. Sesampainya di
sekolah, “Eh, Pak, tunggu!” teriak Alice sambil berlari ketika melihat pintu
gerbang sekolahnya yang hampir di tutup. “Huft, akhirnya sampai juga. Makasih
Pak” kata Alice sedikit terengah – tengah karena berlari tadi. Di kelas, Alice
baru saja ingat jika ia belum mengerjakan pr matematikanya. Aduh, gimana
nih? Hmm... Apa aku menyalin pekerjaan Ellin saja ya? Katanya dalam hati.
Setelah, ia menaruh tas sekolahnya, ia bertanya kepada sahabat karibnya itu
“Hmm... Ellin? I-itu a-aku ingin.. Hmm.. aku ingin...” kata Alice terbata –
bata karena ia takut jika ketahuan tidak mengerjakan pr matematikanya. “Iya,
ada apa Alice? Jangan bilang kau tidak mengerjakan pr matematikamu. Itu tidak
mungkin, karena kamu anak yang rajin di kelas ini, bukan? Jadi, apa yang ingin
kau bicarakan?” tanya Ellin dengan nada datar. “Hmm.. sebenarnya aku ingin
meminjam pr matematikamu. Tadi malam, aku melihat gambar – gambar yang kuambil
di taman kemarin. Dan, tanpa sadar aku tertidur begitu saja.” Kata Alice ragu,
tak sahabatnya itu kaget. “Apa? Benarkah itu? Ya ampun Alice, mengapa sikapmu
akhir – akhir ini berubah? Kau yang dulunya rajin, mengapa tambah malas, dan
hanya memanfaatkan waktumu untuk melihat hasil gambarmu itu. Kau bisa
melihannya pada akhir pekan ini kan? Apa kau ada masalah? Sampai – sampai
masalah itu membuatmu bersikap malas?” tanya Ellin sampai menahan emosinya.
“Masalah, ah tidak ada kok. Hmmm... apa kau keberatan jika aku menyalin pr matematikamu?”
tanya Alice. “Aku tidak keberatan jika kau menyalin pr matematikaku, tetapi aku
keberatan jika sikapmu berubah seperti ini” jelas Ellin. “Maafkan aku, aku
benar – benar lupa tentang pr matematika ini. Jadi, di mana buku tugas matematikamu?”
tanya Alice dengan muka polosnya. “Ini, tetapi ingat! Jangan mengulangi
kesalahan ini. Jika tidak, aku tidak akan meminjamkanmu buku tugasku lagi.
Mengerti?.” Kata Ellin sambil memberika buku tugas matematikanya. “Baiklah aku mengerti” kata Alice pasrah. Tanpa
basa basi lagi Alice langsung menyalin pr matematika Ellin dengan kecepatan
super. Untung saja hanya ada lima soal uraian, dan jawabannya tidak terlalu
panjang. “Terima kasih, sahabatku yang manis” goda Alice seraya mengembalikan
buku tugas Ellin. “Kau ini! Jangan menyebutku seperti itu. aku geli mendengarnya.”
Kata Ellin merasa kegelian. Ia memang tidak suka jika dibilang seperti itu. “Oh
iya! Di mana Pak Wisma? Ini sudah jam setengah delapan. Tetapi ia belum muncul
juga.” Tanya Alice heran melihat gurunya belum datang juga. “Pak Wisma ada
workshop di luar kota. Ia baru kembali minggu depan. Jadi, selama satu setengah
jam kedepan, kelas kita tidak ada pelajaran matematika.” Jelas Ellin. “Apa?
Mengapa kau tidak memberitahuku dari tadi?” tanya Alice kesal. “Kau juga tidak
menanyakannya dari tadi” kata Ellin dengan tersenyum sinis. Alice hanya bisa diam
dan menahan amarahnya.
Sepulang
dari sekolah, “Alice! Tunggu aku” teriak seorang gadis memanggil namanya. “Oh,
rupanya kau Ellin, ada apa?” tanya Alice. “Hmm.. aku ingin menanyakan sesuatu.”
Kata Ellin ragu. “Sesuatu? Boleh saja apa itu?” tanya Alice sekali lagi.
“Apakah perubahan sikapmu itu ada kaitannya dengan meninggalnya Rei?” tanya
Ellin. “Rei? Oh, tidak ada. Memangnya kenapa?” kata Alice. “Ah, tidak aku hanya
ingin bertanya saja.” Kata Ellin sambil tersenyum simpul.
Tiba
– tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan mereka. Seseorang
keluar dari mobil itu. “Kris?.” kata Alice heran. “Hai, Alice apa kabar?” sapa
Kris ramah. (Nadiyah)
“Ada
urusana apa kesini?” tanya Alice sembari memperhatikan kris. Laki-laki itu
hanya menggunakan kaos Hitam dengan
celana jeans. Simple,namun itu tetap tidak mengurangi ketampanannya.
“Menjemputmu” kris tersenyum.Sangat menawan.
“Maaf,aku akan pulang bersama Elin” ucap Alice
sembari mengaitkan lengannya pada ellin.
“Y-ya.. Alice akan pulang bersamaku” Ellin
menjawab dengan gugup.
“Kau bisa meninggalkan temanmu disini. Dia
bukan anak kecil lagi bukan?” kris menjawab dengan santai. Alice merasa
terbakar. Gadis itu menatap tajam kris.
“ Dan setelah itu kau akan mengajakku pergi lalu
meninggalkanku disana sindirian seperti saat di Makam pahlawan? Jangan
bodoh!”sinis Alice.
“I-itu...” Alice memotong perkataan kris dengan
cepat.
“Kau juga meninggalkanku beberapa hari yang
lalu saat kita bertemu di taman. Dan itu membuatku terlihat seperti orang bodoh
karna berteriak memannggil namamu hingga malam hari” Alice melipat tangannya
didepan dada. Gadis merasa akan menjadi gadis yang paling bodoh di dunia jika
ia tertipu untuk ketiga kalinya. Kris membulatkan matanya. Ia tidak menyangka
bahwa Alice akan mencarinya hingga tengah malam. Hati kris diselimuti rasa
bersalah.
“M-maaf...” kris benar-benar merasa bersalah
kali ini. Alice menghela nafas.
“Baiklah..,Aku akan memaafkanmu. Itu tidak akan
mengurangi rasa kesalku padamu”Kris tersenyum mendengarnya. Lelaki itu mengacak
pelan rambut Alice.
“Gadis pintar..”
“Aish.. berhentilah. Kau membuat hancur tatanan
rambutku”rengut Alice. Ia paling benci ketika
seseorang merusak tatanan rambutnya. Dan orang yang paling sering
membuatnya jengkel,ialah rei. Untuk sesaat gadis itu mengingat kembali rei.
“Alice,ada ada masalah?” Ellin membuat Alice tersadar
dari lamunannya.
“Ah,tidak” Alice mencoba tersenyum,Menutupi
rasa sedihnya.
“Jadi,Kau akan pulang bersamaku?”
“Tidak”
“Ya” Alice menatap ellin tajam.
***
Keesokan harinya kris mulai melancarkan rencana
pertamanya yaitu membunuh ibu dan adiknya alice. Dia mulai mengincar dan
memperhatikan gerak gerik ibu dan adik alice. Setelah beberapa hari
memperhatikan gerak-gerik ibu dan adik alice, kris memulai pembunuhan
berantainya. Sepulang sekolah, shanny yang di jemput oleh ibunya menunggu taksi
di depan sekolah shanny. Kemudian kris yang menyamar sebagai sopir taksi mulai
mendekati ibu dan adik alice, tanpa rasa
curiga ibu dan adik alice pun menaiki taksi tersebut. di tengah perjalanan kris
memberi minuman kepada adik dan ibu alice yang telah di beri racun, dan jika
manusia meminum itu akan menimbulkan kematian dalam 1 bulan. Karena shanny
haus, tanpa curiga ia meminum separuh air yang ada di botol itu, dan setelah
itu shanny memberikannya kepada ibunya, sama seperti shanny ibu alice meminum
separuhnya.
Setelah beberapa hari kemudian, shanny dan
ibunya mulai merasa aneh dan merekapun jatuh sakit. Alice setia merawat mereka
dengan sabar dan penuh kasih sayang, namun keadaan shanny dan ibu alice semakin
hari, semakin memburuk dan akhirnya shanny meninggal setelah 2 minggu meminum racun yang di berikan kris.
Alice dan ayahnya sangat merasa kehilangan. 3 minggu kemudian Ibu alice meninggalkan
alice dan ayahnya. Belum usai duka tentang kepergian shanny, kini mereka
dilanda duka yang amat mendalam dengan kepergian ibu alice.
Di lain tempat, karis sangat puas dengan berita
meninggalnya ibu dan adik alice. “kerja bagus, aku tidak salah telah memberimu
kesmpatan untuk kedua kalinya.” Ucap karis dengan penuh kepuasan. “iya.”jawab
singkat kris. Kris tidak bahagia karena dia merasa bersalah terhadap keluarga
alice, karena menurutnya alice adalah gadis yang baik, dan pasti ia berasal
dari keluarga yang baik pula.
Keesokan harinya kris memutuskan untuk
berkunjung ke rumah alice. Sesampainya di sana, kris melihat muka alice yang
sebelumnya ceria menjadi muka yang penuh kesedihan, ketika itu kris semakin
merasa bersalah. Karena tidak tahan melihat alice yang seperti itu, akhirnya
kris pergi tanpa menemui alice. Di tengah perjalanan, kris berhenti sejenak di
sebuah rumah makan, di sana dia mulai memikirkan tentang rencana selanjutnya.
Kris sempat mengurungkan niat untuk melanjutkan pembunuhan beranti itu namun
dia juga memikirkan nasib keluarganya.
Hari semakin berlalu, dan rasa sedih di hati
alice mulai berkurang dengan berjalannya waktu. Alice menghapus rasa sedih di
hatinya dengan melakukan aktivitas yang biasa ia lakukan sebelumnya. kris yang
sedang nongkrong di pos perumahan alice, ia tidak sengaja melihat alice ketika
dia keluar dari pintu pagarnya. Kris menghampiri alice dan menyapanya, “hai
alice!” sapa kris, (menutup pagarnya dan menoleh ke arah kris) “hai” jawab
singkat alice, (melihat tas kamera alice) “kamu mau memotret bunga lagi ya?”
tanya kris, “tidak juga” jawab alice, “boleh aku ikut denganmu?” tanya kris
kembali, “boleh” jawab alice. Merekapun berangkat menuju pedesaan yang tak jauh
dari kota dengan menggunakan mobil kris. Setelah sampai di tempat tujuan, alice
pun segera turun dari mobil dan menikmati pemandangan indah di pedesaan,
terlihat senyum alice yang terpancar dari wajahnya yang tidak terlihat semenjak
kepergian shanny dan ibunya. Disaat kris memandangi alice yang tersenyum, dia
teringat dengan rencana pembunuhannya, “apa iya, aku harus membunuhnya? Gadis
lugu dan sebaik alice, masa iya aku tega membunuhnya?” (tanya kris dalam
hatinya). “Kris!” panggil alice, (terbangun dari lamunannya) “hah? Apa?” jawab
kris, “sini! Dan liat pemandangan indah ini!” panggil alice. Kris pun
menghampiri alice dan mencoba saran untuk menikmati pemandangan. setelah puas
menikmati pemandangan, mereka pun pulang. “makasih telah menemaniku hari ini.”
Ucap alice, “it’s okay” jawab kris.
Sesampainya kris di rumahnya, kris kembali
memikirkan tentang rencana pembunuhannya. “apa aku harus mengurungkan niatku
untuk membunuhnya? Tapi jika aku tidak membunuhnya, maka keluargaku yang akan
jadi sasaran karis.” (tanya kris dalam hatinya) “hah.. daripada mikiri itu,
lebih baik aku berkelana di dunia mimpi dulu” lanjut kris dalam hatinya.
***
Di
dalam mimpinya, ia melihat seorang gadis yang hanya mengenakan dress berwarna
putih putih polos mendekatinya. Wajahnya cantik sekali, dan senyumnya yang
manis dengan satu lesung pipi di pipi kiri. Membuat gadis itu tampak sempurna.
Kris saperti tidak asing dengan gadis ini. Ia kemudian berpikir, dan terus
berpikir. Akhirnya, ia tahu siapa gadis itu Bukankah itu Alice, yah gadis itu
pasti Alice. Apa yang sedang ia lakukan di sini? Pikir pria ini. Kemudian, ada
seorang anak kecil yang sedang berlari mengejar Alice “Kak Alice!! Kakak mau
kemana, kita lihat kartun lagi yuk! Kartunnya banyak yang baru loh kak, ayo
kak! Kak Alice!! Aduh!” Gadis cilik itu terjatuh dan menghilang begitu saja.
Kris terkejut ketika gadis cilik yang ternyata Shanny itu menghilang begitu
saja entah di mana ia sekarang. Ia lalu mengalihkan pandangannya pada Alice,
gadis itu tetap tersenyum tetapi ia mengeluarkan setetes air mata.
“Alice,
makan dulu sayang! Ibu sudah masak masakan kesukaan kamu loh” suara itu seperti
suara ibu Alice. Yah, ia memang ibu Alice. “Bukankah ibunya telah meninggal?
Dan adiknya juga. Sebenarrnya apa yang terjadi?? Ada apa ini??” Kris mulai ketakutan. Ia seperti telah
melihat setan. Dan tiba – tiba ibu Alice juga menghilang entah kemana. Ia
kembali melihat Alice, ia tetap tersenyum seperti tadi, tetapi matanya kini
bengkak sangat bengkak dan sangat merah. Air matanya tidak berhenti mengalir.
Ia berjalan sangat cepat, dan hanya membutuhkan beberapa detik untuk bertatapan
dengan Kris. “Apakah kau sudah puas? Apakah kau sudah puas? Kau telah membunuh
semua orang yang aku sayang, kau telah mengambil semua kebahagiaanku! Kini aku
hanya mempunyai seorang ayah yang sangat sibuk dengan pekerjaan dan seorang
sahabat yang sangat perhatian padaku. Apakah kau akan membunuhnya juga? Jawab
Kris! Jawab! Hiks... hiks.... apakah hiks... kau puas Kris? Tolong jawab aku!
Jawab!” Kris baru tahu ternyata Alice juga bisa marah seperti itu. Ia hanya bisa
diam, diam, dan diam. Ia membeku, tak tahu apa yang harus ia perbuat. “Mengapa
hiks.. kau ti-tidak langsung hiks.. membunuhku? Mengapa harus mereka dulu
hiks..? Ku mohon Kris, bunuh aku saja! Ku mohon!” Kris terkejut ketika Alice
berkata seperti itu. “Maafkan aku Alice, aku memang bodoh! Aku tidak bisa
membunuhmu, karena kau satu – satu teman yang sangat baik padaku. Maafkan aku
Alice..” akhirnya Kris membuka mulutnya. Ia melihat ekspresi wajah Alice yang
sangat mengerikan saat ini. Ia sangat marah, benar – benar marah. “Baiklah
kalau begitu, aku akan membunuh diriku sendiri” kata Alice serius. Kemudian,
Alice mengambil sebuah pisau yang ada di lantai. Entah dari mana pisau itu
berasal. Ia pun menusuk bagian perutnya dengan pisau itu. “Tidak!!!!!!!!!! Alice,
jangan!!!!”
“ALICE!!!”
teriak Kris tiba – tiba. “Ada apa kak?” tanya adiknya yang baru berusia 10
tahun itu. “Ah, tidak apa – apa. Kakak pergi dulu yah, mau kerja.” Kata Kris
tersenyum. “Kakak tidak mandi dulu? Sudah dua hari kakak tidak mandi. Apa kakak
tidak merasa gatal?” tanya adiknya khawatir. “Ah, tidak juga. Ya sudah, kakak
pergi dulu ya? Kau jagalah adik – adikmu ini. Mengerti?” kata Kris sedikit
berbohong. Sebenarnya, ia merasa gatal sekali. Tetapi, rasa gatal itu ia tahan.
Karena ia sangat malas untuk mandi akhir – akhir ini. Ia terlalu banyak
mimikirkan Alice. Ia sangat merasa bersalah, dan ia sadar jika ia telah
keterlaluan pada gadis lugu ini. Akhirnya, ia putuskan untuk menghadap Karis.
Butuh keberanian yang kuat untuk menghadapi pria yang satu ini. Karena, salah
sedikit, akan besar hukumannya. Kris pun lalu menuju ke tempat Karis dengan
menggunakan mobil putihnya. Sesampainya di tempat Karis, Kris disambut oleh
para teman – teman Karis. “Hey Kris, pasti lagi mau ketemu sama Karis ya?” tanya
salah satu teman Karis. “Eh, ia nih Do. Karisnya lagi ada di sini kan?” tanya
Kris bertanya balik kepada pria yang ia panggil ‘Do’ itu. “Tadi sih, dia pergi
sebentar. Mungkin sebentar lagi ia balik. Tunggu aja di sini.” Jawab Edo. “Oh,
baiklah aku akan menunggunya.” Kat Kris lagi.
Setelah
lima menit menunggu, akhirnya Karis pun datang. “Kris? Ada apa kau kemari?”
tanya Karis heran. “Aku ingin berbicara denganmu, ini penting. Ikut aku!” kata
Kris sambil menarik tangan Karis menuju danau yang letaknya tidak terlalu jauh
dari tempat Karis. Sesampainya di danau, Karis masih bingung Apa yang ingin
Kris bicarakan padaku? Penting? Apa itu?. Kris menghela napas dalam –
dalam, masih ada perasaan takut untuk menyampaikan hal yang satu ini. “Hmm...
sebenarnya aku ingin berbicara tentang Alice.” Kata Kris ragu. “Alice? Ada apa
lagi dengannya? Apakah kau telah berhasil membunuhnya?” tanya Karis penasaran.
“Tidak, aku tidak berhasil membunuhnya, dan tidak akan pernah berhasil.” Jawab
Kris. “Apa maksudmu? Tidak akan pernah berhasil? Apa kau takut untuk
membunuhnya? Kau tahu kan, apa yang akan ku lakukan terhadap keluargamu jika
kau tidak berhasil membunuh gadis itu? Kau tahu kan!?” sepertinya amarahnya
langsung berada di puncak ketika Kris berkata ia tidak akan pernah berhasil
membunuh gadis itu. “Aku tau Karis, aku tahu apa yang akan kau lakukan. Tetapi,
apakah aku pantas untuk membunuh gadis yang tidak tahu apa – apa itu?” tanya
Kris. “Kau tidak perlu memperdulikan pantas atau tidaknya Kris. Yang harus kau
lakukan hanya membunuh gadis itu. Mengerti?” jawab Karis, kali ini emosinya
mulai menurun. (Nadiyah)
Tag :// Bahasa Indonesia
Selasa, 14 Oktober 2014
Tag :// Bahasa Inggris
Kamis, 09 Oktober 2014
Tag :// Bahasa Inggris
Minggu, 07 September 2014
Assalamualaikum... ^^
Kali ini aku akan membahas tentang Accept and Refuse Invitation. Kalian mungkin udah tau materi ini, tapi gapapa dech :D
Oke, kita mulai materinya:
- The function of "Accept and Refusing Invitation" is :
to accept and refusing invitation (menerima dan menolak suatu undangan)
- "Accepting Invitation"
Example :
a. Sure.
What time?
b. Sounds like a good idea.
c. Yes, I would.
d. I’d
like to.
e. I’d love to.
f. Okay.
- "Refusing Invitation
Example :
a. No, thanks.
b. I’d love to, but I can’t.
c. I would love to, but I can’t.
d. No, but thanks for inviting me.
e. No, I’d better not.
f. Sounds great, but I don’t think I can.
g. I’m afraid I can’t accept your invitation.
h. Sounds good, but I can’t.
- When we giving refuse, it's common to give an excuse :
a. I’d
love to, but I can’t. I have an exam tomorrow.
b. Sounds good, but I don’t think I can. I have to work late.
c. No, I’d better not. My parents won’t allow me to go.
d. I’m afraid I can’t. I have other plans.
- Confersation of Accepting and Refusing Invitation
Example :
Tara : I have two tickets to go to a concert tonight. Would you like to
go
with me?
Fia :
I’d like to, but I have to study. I have an exam tomorrow.
Tara : That’s okay. How about going to a movie next
Sunday?
Fia :
Sure.
See you next Sunday!
Tara : See you!
Okay guys,, sekian dulu pembahasan materi ini. Mohon kritik dan sarannya ya.. ^^
Thanks, sudah mengunjungi blog Accel Spasa. :D
Tag :// Bahasa Inggris
Jumat, 05 September 2014
Ciri dari salah satu makhluk hidup adalah dapat bergerak. Manusia dan hewan bergerak menggunakan alat gerak seperti kaki dan tangan. Namun, berbeda halnya dengan tumbuhan. Tumbuhan juga bergerak, namun tidak menggunakan kaki ato tangan :3 gerak mereka berbeda dengan manusia atau hewan..
Berikut pembahasannya dalam bentuk power point, free to download, free for share :)
semoga bermanfaat ^_^
Tag :// Biologi
Rabu, 03 September 2014
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat siang semua :D Kali ini saya akan ada puisi berantai yang kita buat sama-sama beberapa bulan yang lalu. sebenarnya puisi ini sudah saya posting di blog sendiri. Yah, bisa dibilang ini re-post :3 yah tapi nggak apa-apalah yah :D Ya sudah langsung aja yuk ;)
Happy Reading ^^
Indonesia
Disambut terik matahari dan sebuah senyuman
Aku menyadari Indonesiaku tersimpan sejuta potensi
Beribu
– ribu pulau terbentang luas
Deretan
pegunungan yang menghiasi setiap penjuru
Hutan
hijau bak zamrud khatulistiwa
Yang diisi beraneka ragam flora
dan fauna
Menjadi
paru paru dunia
Pulau – pulau yang dikelilingi lautan
Dengan penuh keistimewaan
Membatasi pulau - pulau di Indonesiaku
Sungai
mengalir tiada henti
Gemercik
air menambah keindahan
Ikan
– ikan berlarian
Batu
dan lumut
Itulah
Indonesiaku, tanahku surgaku
Karya : 8 Aksel SMP N 1 Bondowoso ( Aisyah, Zila, Echa,
Wahyuni, Riga, Anggi, Fajar, Ije, Ragil, Ali, Ikbar, Nisa, Fira, Sukma, Wisnu,
Lala)
Tag :// Bahasa Indonesia